tauhid dan akhlak tasawuf
Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Nama : M.Haizul Ma'ali
NIM : 23020560141
Kelas : PIH-D
Fakultas syari'ah dan hukum
Tasawuf mempunyai sejarah dan perkembangan yang panjang dan menarik.
Pada masa Rasulullah SAW Islam tidak mengenal aliran tasawuf, dan pada masa sahabat dan tabi’in (generasi setelah sahabat) mereka itu menuntut ilmu dari para sahabat. Kemudian datang setelah masa tabi’in suatu kaum yang mengaku zuhud yang berpakain shuff (pakaian dari bulu domba). Maka karena pakaian inilah mereka mendapat julukan sebagai nama bagi mereka yaitu sufi dengan nama tarekatnnya tasawuf.
Salah satu argumen yang mengatakan bahwa tasawuf sudah ada pada masa Rasulullah SAW adalah perilaku nabi yang sering melakukan tahannus di Gua Hiro sebelum turunnya wahyu. Pertapaan tersebut dilakukan rasul sebagai sebuah upaya untuk menenangkan jiwa, menyucikan diri sebagai persiapan untuk menerima sabda yang agung yaitu wahyu Al- Qur’an. Dalam proses itu rasul melakukan riyahah dengan bekal secukupnya, pakaian sederhana yang jauh dari kemewahan dunia. Setelah menjalani proses tersebut jiwa rasul telah mencapai tingkat spiritual yang benar-benar siap menerima wahyu dari Jibril.
Tasawuf, sebagai cabang dari spiritualitas Islam, memiliki beberapa metode dan teknik yang bisa membantu seseorang dalam proses mengenali dirinya sendiri. Berikut beberapa di antaranya:
1. Dzikir dan Meditasi: Dalam tasawuf, dzikir (mengingat Tuhan) dan meditasi digunakan untuk membantu membersihkan pikiran dari gangguan dan fokus pada keberadaan diri sendiri dan Tuhan. Ini bisa membantu seseorang menjadi lebih sadar akan diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan Tuhan.
2. Tazkiyatun Nafs: Ini adalah proses penyucian jiwa, dimana seseorang berusaha untuk menghilangkan sifat-sifat negatif dan mengembangkan sifat-sifat positif. Ini bisa membantu seseorang memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik dan mengembangkan karakter yang lebih baik.
3. Murabbi atau Guru Spiritual: Dalam tasawuf, murabbi atau guru spiritual berperan penting dalam membimbing seseorang dalam proses pengenalan diri. Mereka bisa memberikan nasihat, bimbingan, dan dukungan yang diperlukan.
4. Refleksi dan Introspeksi: Tasawuf mendorong praktik refleksi dan introspeksi yang mendalam. Dengan merenungkan tentang diri sendiri dan tindakan kita, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri.
Komentar
Posting Komentar