tauhid dan akhlak tasawuf
Nama : M.Haizul Ma'ali
NIM : 23020560141
Kelas : PIH-D
Fakultas syari'ah dan hukum
Syiah: Sejarah Timbul dan Perkembangannya
di Indonesia
Syiah menjadi masalah baru di Indonesia
setelah ratusan tahun hidup bersama.
Saat ini, pengobatan khusus Syiah telah diterapkan
mengarah pada suatu bentuk pelanggaran
pada prinsip kebebasan beragama.
Jadi kita harus tahu caranya
Sejarah terbentuknya dan berkembangnya siah
Syiah di Indonesia? Melalui penelitian
Penelitian kepustakaan menggunakan metode analisis Studi penting ini mengungkapkan hal itu
Syiah adalah ideologi agama percayalah pada pendapat Sayidina Ali (khalifah keempat) dan keturunannya muncul sejak masa awal pemerintahan khulafauracidin. Syiah telah menjadi puluhan sekolah karena perbedaan memahami dan meningkatkan perbedaan
Biarawan. Perkembangan Syiah di Indonesia
melalui empat fase gelombang, yaitu:
Pertama-tama, dengan pintu masuk
Islam di Indonesia; Kedua, setelah revolusi
Islam Iran; Ketiga, melalui intelektual Islam
WNI yang belajar di Iran; dan empat,
Tahap pembukaannya melalui pendirian
Organisasi Ikatan Ahlul Bait
Indonesia.
latar belakang
Keberhasilan revolusi Islam
di Iran (1979), terinspirasi oleh doktrin Syiah,
semuanya ada harganya perubahan tatanan politik dunia internasional. Bukan sekedar tinggal Di Iran, hal serupa juga terjadi pada kelompok Syiah tidak ada dampak sama sekali
di negara-negara Arab termasuk Indonesia. Pemikiran para karakter di belakang revolusi Islam Iran, sebagai Ayatollah Rohullah Khomeini, syahid Muthahari, Ali Syari'ati dan Allahah Thabathabai menjadi permata
menarik perhatian para ulama.
Ide-ide mereka menjadi acuan internal
permainan ideologi politik alternatif di
Para cendekiawan Islam dari seluruh dunia,
termasuk di Indonesia.
Kerangka Konseptual
Syi’ah dari segi bahasa (etimologi)
berarti pengikut, pecinta, pembela, yang
ditujukan kepada ide, individu atau
kelompok tertentu (Shihab, 2007).Syiah
dalam arti kata lain dapat disandingkan
juga dengan kataTasyayu’ yang berarti
patuh/mentaati secara agama dan
mengangkat kepada orang yang ditaati
dengan penuh keikhlasan tanpa keraguan.
Penggunaan kata Syiah dari sisi bahasa ini
telah banyak diungkap dalam al-qur’an
dan literatur-literatur lama. Dalam AlQuran penggunaan kata Syiah terdapat
dalam surat Ash-Shaaffaat ayat 83 yang
artinya: “Dan sesungguhnya Ibrahim
benar-benar sebagai pendukungnya
(Nuh)”. Dalam naskah lama terdapat
syair yang pernah dilantunkan oleh
sahabat Hasan bin Tsabit ketika ia memuji
Nabi Muhammad Saw. Dengan syair:
Akrama bi qaumi rasulillah syi’atuhum,
Idza ta’ddadat al-ahwa wa syiya’Artinya:
“Orang yang paling mulia diantara umat
Rasulullah adalah para pengikutnya,
apabila telah banyak para pemuja nafsu
dan pengikut” (Mughni, 2010). Sehingga kata “Syiah”dalam kebahasaan sudah
dikenal sejak awal kepemimpinanIslam,
sebagai identifikasi terhadap kelompokkelompok yang mengidolakan seseorang
yang dianggap sebagai tokoh.
Metode Penelitian
Penelitian ini secara teknis
merupakan penelitian kepustakaan (library
recearch) yang mengandalkan sumbersumber data tertulis. Data diperoleh
dengan cara menelaah informasi yang
berkaitan dengan Syiah yaitu meliputi
primer yaitu buku-buku yang mengulas
paham Syiahdalam ranahsejarah, ajaran
dan perkembangannya; serta data-data
sekunder yang diperloleh dari media
internet. Analisis data dilakukan secara
kualitatif.
Asal Muasal Ajaran Syiah
Syiah adalah kenyataan sejarah
umat Islam yang terus bergulir.Lebih
dari 1000 tahun Syiah mengalami
perjalanan sejarah, tidak serta merta hadir
dipanggung perdebatan dan konflik sosial
seperti saat ini. Sepanjang sejarah itu,
konflik Syiah selalu ada dalam dimensidimensi waktu yang berbeda dengan
segala pernik persoalan. Kapan Syiah itu
muncul, juga mengalami pertentangan.
Ada yang menilai bahwa Syiah
sebenarnya adalah kelompok sempalan
Islam buatan orang Yahudi, Abdullah bin
Saba’. Abdullah bin Saba’ sang Yahudi
dituduh sengaja membentuk kelompok
baru dalam Islam untuk memecah belah
dan menghancurkan umat Islam.
Aliran dalam Syiah
Syiah menurut Shihab dengan
mengutip pendapat Al-Baghdadi
(wafat 429 H) pengarang kitab al-farqu
baina al-firaq, membagi Syiah dalam
empat kelompok besar yaitu Zaidiyah,
Ismailiyah, Isna ‘Asyarirah, Ghulat
(ekstremis). Munculnya berbagai
macam golongan Syiah disebabkan oleh
karena pebedaan prinsip keyakinan dan
berbedaan dalam hal pergantian Imam,
yaitu sesudah Imam al-Husein, Imam
ketiga, sesudah Ali Zaenal Abidin, imam
keempat dan sesudah Ja’far Sadiq, Imam
keenam (Shihab, 2007: 66)
Komentar
Posting Komentar